guru matematika menakutkan

Guru Matematika Menakutkan

Guru Matematika Menakutkan bagi semua murid kelas 5 di sekolah dasar itu membuat misteri yang bertahun-tahun tak terpecahkan. Akhirnya terbongkar olah salah satu muridnya sendiri.

Di sebuah sekolah dasar yang cukup tua, ada seorang guru matematika yang dikenal sangat tegas dan misterius. Namanya Pak Arman. Setiap kali pelajaran matematika dimulai, suasana kelas berubah menjadi tegang. Anak-anak seakan merasakan hawa dingin yang tiba-tiba menyelimuti ruangan. Pak Arman jarang tersenyum dan matanya tajam, seakan bisa menembus pikiran murid-muridnya.

Suatu hari, kelas 5A kedatangan murid baru bernama Dina. Ia adalah anak yang pintar dan bersemangat, tetapi ada satu hal yang membuatnya cemas — pelajaran matematika. Saat pertama kali mendengar cerita dari teman-temannya tentang “guru matematika menakutkan” itu, Dina hanya tertawa kecil, menganggapnya hanya lelucon anak-anak. Namun, saat pertama kali ia melihat Pak Arman, ia mulai merasa cerita itu bukan sekadar omong kosong.

Pak Arman, Guru Matematika Menakutkan itu, selalu mengenakan pakaian serba hitam, dengan jas panjang yang berkibar saat ia berjalan. Wajahnya keras dan kaku, seolah-olah ia tidak pernah tertawa. Ketika ia berbicara, suaranya dalam dan bergetar, membuat bulu kuduk siapa saja yang mendengarnya berdiri. Setiap kali ia menulis di papan tulis, gerakan tangannya cepat, seperti sedang menggambar sesuatu yang bukan sekadar angka dan rumus. Di tengah pelajaran, sering kali lampu kelas berkedip-kedip tanpa alasan, dan terdengar suara ketukan di jendela, meskipun tidak ada siapa pun di luar.

Dina mencoba tetap fokus pada pelajaran, tetapi ia merasa ada yang aneh dengan cara Pak Arman mengajar. Suatu ketika, Pak Arman memberikan soal matematika yang sangat sulit. Ia menunjuk Dina untuk mengerjakannya di papan tulis. Dengan gemetar, Dina maju ke depan kelas. Tiba-tiba, ia merasa ruang kelas menjadi sangat dingin, seolah-olah ada yang mengintainya. Saat Dina mulai menulis jawaban di papan, ia merasa seolah-olah ada bayangan hitam di belakangnya. Ia menoleh, tapi tidak ada siapa pun kecuali Pak Arman yang terus memperhatikannya dengan tatapan tajam.

Setelah pelajaran selesai, Dina merasa tidak nyaman. Ia menceritakan kejadian itu kepada sahabatnya, Budi. Budi dengan serius mendengarkan dan kemudian berkata, “Dulu, ada seorang murid yang pernah hilang setelah mengerjakan soal matematika di kelas Pak Arman. Beberapa orang bilang, arwahnya masih berkeliaran di sekitar sini.”

Dina merasa merinding mendengar cerita itu. Ia bertanya lebih lanjut, “Apa maksudmu, Budi? Apa benar ada yang hilang?”

Budi menjawab dengan nada pelan, “Kata orang, anak itu tidak bisa menjawab soal yang diberikan Pak Arman. Sejak saat itu, ia tidak pernah kembali ke rumah.”

Malam harinya, Dina tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan bayangan Pak Arman dan cerita menyeramkan tentang murid yang hilang. Keesokan harinya, ia kembali masuk kelas dengan hati yang berat. Saat pelajaran matematika dimulai, ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan papan tulis. Setiap kali Pak Arman menulis sesuatu, angka-angka itu terlihat seperti bergerak dan membentuk pola aneh yang tidak bisa ia pahami. Pola-pola itu seolah-olah mengajak seseorang untuk datang mendekat.

Saat jam istirahat, Dina memberanikan diri untuk bertanya kepada Bu Rini, guru wali kelasnya, tentang Pak Arman. Bu Rini tampak kaget mendengar pertanyaan Dina dan berkata, “Pak Arman memang guru matematika yang sangat berpengalaman. Tapi, dia juga… sangat tertutup. Tidak banyak yang tahu tentang latar belakangnya.”

Dina semakin penasaran. Ia mulai mencari informasi dari perpustakaan sekolah. Ia menemukan artikel lama yang bercerita tentang seorang guru matematika di sekolah ini yang menghilang puluhan tahun yang lalu. Wajah guru itu sangat mirip dengan Pak Arman, hanya saja dengan nama yang berbeda. Dina mulai berpikir, apakah mungkin guru matematika menakutkan itu sebenarnya adalah arwah yang belum tenang?

Malam itu, Dina tidak bisa tidur lagi. Ia memutuskan untuk kembali ke sekolah setelah jam pelajaran selesai. Dengan perlahan, ia berjalan di koridor sekolah yang gelap, menuju ruang kelas matematika. Ketika ia membuka pintu, ia merasa angin dingin menerpa wajahnya. Papan tulis tampak bersih, namun ketika ia mendekat, angka-angka misterius mulai muncul satu per satu, seolah-olah ditulis oleh tangan tak terlihat.

Dina merasa ketakutan, tapi ia tahu harus tetap tenang. Tiba-tiba, ia mendengar suara Pak Arman di belakangnya, “Apa yang kau cari di sini, Dina?”

Dina terkejut dan berbalik, melihat Pak Arman berdiri di sana dengan tatapan tajam. Namun kali ini, ia melihat sesuatu yang berbeda. Ada kesedihan di mata Pak Arman, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ia lihat. Pak Arman berkata dengan suara rendah, “Angka-angka ini… mereka adalah pesan… pesan dari masa lalu.”

Dina merasa jantungnya berdetak sangat cepat. “Pesan apa, Pak?” tanyanya dengan suara bergetar.

Pak Arman tersenyum tipis, “Pesan untuk membebaskan jiwa-jiwa yang terperangkap dalam pelajaran ini. Murid-murid yang tidak pernah bisa menjawab soal-soal matematika ini. Mereka butuh bantuanmu.”

Dina terkejut dan menyadari bahwa Pak Arman bukanlah sosok yang menakutkan seperti yang diceritakan. Ia adalah seseorang yang terjebak di antara dunia nyata dan dunia lain, berusaha mencari jalan keluar. Dengan penuh keberanian, Dina mengajak teman-temannya untuk membantu menyelesaikan soal-soal yang tersisa di papan tulis itu.

Setelah semua soal terpecahkan, terdengar suara lembut berbisik, “Terima kasih…” dan suasana kelas berubah menjadi hangat kembali. Pak Arman tersenyum untuk pertama kalinya, kemudian perlahan menghilang bersama bayangannya.

Sejak hari itu, kelas matematika tidak lagi terasa menakutkan. Tidak ada lagi cerita tentang guru matematika menakutkan, dan Pak Arman pun tidak pernah muncul lagi. Namun, Dina tahu, suatu hari nanti, mungkin ia akan kembali jika ada yang butuh bantuan menyelesaikan soal matematika yang tak terpecahkan.

Baca juga kisah mencekam ini: Hantu Angka di Sekolah Favorit

Pitutur Cendekia:

Cerita ini mengajarkan bahwa kadang-kadang, sesuatu yang terlihat menakutkan ternyata menyimpan rahasia yang berbeda dari apa yang kita bayangkan. Dan setiap misteri, jika diselesaikan dengan keberanian, dapat membawa kedamaian untuk semua.

Ditulis kembali oleh: Kak Ana | Pembina Olimpiade Matematika SD SMP di Malang | Penemu Metode Belajar PETA Matematika

Author: Kak Ana
Pembina Olimpiade Matematika SD SMP Tingkat Nasional di Malang | Jawa Timur | Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *